Pada hari Kamis, 21 Desember 2024, diadakan acara sosialisasi pencegahan penyakit TBC, AIDS, dan Malaria yang diadakan di Desa Tambah Luhur. Acara ini dihadiri oleh Bapak Camat Purbolinggo, Amir Hamzah, S.Sos., M.M, yang sekaligus membuka acara tersebut dengan sambutan yang penuh semangat. Beliau mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan melaksanakan pola hidup sehat, terutama dalam menghadapi tantangan terkait penyakit menular.
Bapak Camat Amir Hamzah juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif desa yang mengadakan sosialisasi ini, mengingat kesehatan masyarakat adalah prioritas utama dalam pembangunan. Beliau berharap dengan adanya acara ini, masyarakat dapat lebih memahami bahaya penyakit TBC, AIDS, dan Malaria, serta cara pencegahannya untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit.
Acara sosialisasi ini kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Bapak Mulyono, narasumber dari Puskesmas Purbolinggo selaku Kepala Puskesmas Purbolinggo. Beliau membuka sesi dengan menjelaskan tentang penyakit Malaria, yang meskipun tingkat kejadian di Indonesia telah menurun, tetap menjadi perhatian karena dampaknya yang serius. Gejala malaria, menurut Bapak Mulyono, antara lain sakit kepala, demam tinggi, tubuh menggigil, mudah lelah, dan muntah. Malaria disebabkan oleh infeksi parasit yang dibawa oleh gigitan nyamuk Anopheles, sehingga pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk melalui penggunaan kelambu atau obat anti-nyamuk.
Selanjutnya, Bapak Mulyono membahas tentang AIDS, penyakit yang disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi lainnya. Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan AIDS, pencegahan dapat dilakukan melalui penghindaran perilaku berisiko seperti hubungan seks yang tidak aman. Beliau menekankan pentingnya penggunaan kondom dan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi infeksi sejak dini. HIV juga berisiko menyebabkan infeksi TBC, karena daya tahan tubuh yang menurun.
Terakhir, materi mengenai TBC (Tuberkulosis) disampaikan. TBC menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, termasuk di daerah Lampung Timur. TBC sering disebut sebagai "penyakit flek" dan dapat menyerang organ paru-paru. Bapak Mulyono mengingatkan bahwa TBC dapat disembuhkan jika pengobatan dilakukan secara teratur selama enam bulan. Pengobatan yang terputus-putus bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap obat. Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030, dan program pengobatan gratis untuk penderita TBC sudah tersedia.
Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Masyarakat, khususnya ibu-ibu yang hadir, aktif bertanya mengenai cara-cara pencegahan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, serta apa yang harus dilakukan jika ada anggota keluarga yang terinfeksi salah satu dari penyakit tersebut.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat Purbolinggo semakin sadar dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mencegah penularan TBC, AIDS, dan Malaria. Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang harus dijaga bersama, dan melalui edukasi ini, kita berharap dapat menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari penyakit menular.